Jejaring Madah Etam (JME) adalah komunitas penulis dan pecinta sastra di Kalimantan Timur, yang dibentuk pada 11 Juni 2021. Komunitas ini didirikan oleh Mukhransyah (wartawan), Amien Wangsitalaja (sastrawan), Dahri Dahlan (sastrawan dan dosen), dan Herman A Salam (seniman dan guru). Mereka ingin komunitas ini menjadi wadah berlatih, berdiskusi, dan berekspresi penulis-penulis muda.
“Madah" menyimpan makna kata-kata pujian. Ungkapan pengakuan dan penghargaan terhadap sesuatu yang baik atau unggul. Sementara “etam” dalam bahasa Kutai, berarti kita. “Madah Etam” bisa diartikan bentuk penghargaan atau apresiasi kita (masyarakat) terhadap karya-karya sastra, karya fiksi maupun non-fiksi. Boleh mengkritisi, tapi untuk membangkitkan. Bukan untuk menjatuhkan.
Pengurus JME antara lain berlatar jurnalis, sastrawan, dosen, guru, dan pegiat literasi. Sementara keanggotaan komunitas ini terbuka untuk umum. Diutamakan mahasiswa-mahasiswi di Kaltim yang ingin belajar seni menulis. Untuk menampung kreativitas para penulis muda ini, JME mengelola situs web madahetam.com yang terintegrasi dengan media sosial, seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan lainnya.
Selain mengelola situs web, JME yang terkoneksi dengan komunitas-komunitas penulis di Kaltim, juga menggelar beragam kegiatan luring, seperti diskusi, seminar, bedah buku, lomba-lomba, dan kegiatan lainnya. Untuk pelaksanaan kegiatan ini, JME membuka pintu kerja sama dengan pemerintah, perusahaan swasta, maupun lembaga/organisasi masyarakat lainnya. (*)
Arti Logo
Logo Jejaring Madah Etam merupakan singkatan dari JME.
Logo tersebut mengandung makna sebagai berikut: