Penulis

Syamsul Khaidir

Lahir di Kecamatan Muara Ancalong 26 Oktober 1958 dan melewatkan masa kecilnya di Tenggarong. Sastrawan yang dikenal dengan nama Syamkhai ini menikah dengan Mariyati, wanita pecinta teater kelahiran Balikpapan. Setelah tamat sekolah dasar di Tenggarong tahun 1971, Syamsul hijrah ke Samarinda untuk melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Samarinda. Pada tahun 1977, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Sastra dan Seni IKIP Samarinda Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (kemudian menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman). Tahun 2005, Syamsul menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto.

Pengalaman Syamsul Khaidir terjun dalam dunia kesenian diawali dengan mengikuti workshop teater yang diadakan Dewan Kesenian Daerah Kaltim. Pada saat itu, ia masih menempuh pendidikan di Universitas Mulawarman dan menjadi tenaga pengajar pendidikan agama di Sekolah Dasar Negeri 009 Samarinda Seberang. Almarhum Ahmad Rizani Asnawi yang ketika itu menjadi ketua Dewan Kesenian Daerah mendatangkan pelatih teater Untung Basuki dari Bengkel Teater Rendra Yogyakarta.

Syamsul Khaidir semakin terlibat dalam dunia kesenian ketika menerima tawaran Mugni Baharudin untuk mengajar di Teater 77. Pada tahun 1981, ia mendirikan Teater Suluh bersama Habolhasan Asyari dan tahun 1993 mendirikan Teater Bintek di Tenggarong. Beberapa naskah drama yang sudah dia tuIis antara lain berjudul Garuda (1983), monoplay Tunggul (1984), Rumah Duka, cerita rakyat Tragedi Lubang Undan, drama operet Kupenuhi Panggilanmu (1996), drama tradisional Restu Baginda Indra Bungsu (1997), Aku dan Negeri Awan (1997), dan Suara Bumi (1998).

Syamsul yang pernah menjabat Ketua Lembaga Pembina Kebudayaan Kutai Kartanegara (LPKK) dan pernah menjabat Ketua III Dewan Kesenian Kutai. Dia sudah menulis banyak puisi, di antaranya dimuat dalam buku antologi Merobek Sepi (Dewan Kesenian Daerah Kaltim, 1986), Secuil Bulan di Atas Mahakam (Dewan Kesenian Daerah Kaltim, 1999) Menepis Ombak Menyusuri Sungai Mahakam (Dewan Kesenian Daerah Kutai Kartanegara, 1999), Seteguk Mahakam (Komunitas Masyarakat Seni Kukar, 2006). Sastrawan ini tutup usia pada tahun 2009.

Daftar Tulisan