Para pegiat komunitas literasi di Kota Tarakan mengikuti kegiatan "Bimtek Pemberdayaan Komunitas Literasi" pada 20 dan 21 Februari 2024 di Gedung Aisyiyah Kota Tarakan. Kegiatan yang ditaja oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Tarakan, Effendhi Djuprianto, S.H., M.HP. yang sekaligus menjadi salah satu narasumber. Wawali menekankan pentingnya sebuah organisasi (komunitas) memperkuat diri dengan struktur kepengurusan yang kuat dan program kegiatan yang terencana secara strategis (diwujudkan dalam renstra). Komunitas Literasi juga ditekankan untuk memiliki SKT sehingga akan lebih leluasa untuk membangun jejaring, termasuk untuk bersinergi dengan pemerintah. Legalitas formal menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi atau komunitas jika ingin menjadi kuat. Saking semangatnya, Wawali membisiki Muhammad Zulfauzi Hasly, S.H., M.Kn., salah satu notaris di Kota Tarakan, bahwa beliau berjanji akan membiayai 2 komunitas literasi peserta kegiatan jika akan mengurus akta.
Setelah pemberian materi oleh Wawali, Muhammad Zulfauzi Hasly melanjutkan dengan menyampaikan perihal aspek hukum organisasi kemasyarakatan; mulai dari sifat, tujuan, dan fungsi organisasi, seluk-beluk badan hukum dan bukan badan hukum, aneka macam organisasi dengan karakteristik dan plusminusnya yang dikerucutkan ke pembahasan tentang yayasan dan perkumpulan, sampai ke soal tata cara pengurusan legalitas lembaga. Para pegiat komunitas diharapkan bisa menentukan akan mengambil bentuk organisasi seperti apa yang sesuai dengan kondisi komunitas masing-masing. Kehadiran kedua pemateri di hari pertama itu membuat para pegiat komunitas literasi bersemangat untuk memperkasa komunitas mereka, secara program maupun kelembagaan (legalitas).
Alif Arhanda Putra, S.H., M.H. menyampaikan materi pada hari kedua, menekankan perlunya komunitas literasi melakukan branding dan strategi kehumasan melalui media sosial. Untuk hal ini, kecakapan digital sangat diperlukan. Tips-tips mengelola akun media sosial pun dipaparkannya. Alif, yang kebetulan adalah seorang penulis dan juga pegiat literasi, berpesan kepada para pegiat komunitas literasi di Kota Tarakan untuk memperkuat kolaborasi di antara mereka. Hilangkan kejumawaan kelompok. Tujuan kita adalah memperkuat literasi bukan memperkuat komunitas literasi (baca: mengunggulkan komunitas satu di atas komunitas lain). Untuk memperkuat literasi, komunitas-komunitas harus berkolaborasi. Imbasnya adalah semua komunitas akan besar secara bersama-sama.
Para pegiat komunitas literasi peserta kegiatan bersemangat merespon semua masukan dari para narasumber. Di akhir kegiatan, mereka bersepakan membentuk semacam forum kolaborasi komunitas literasi atau pokja komunitas literasi. Forum kolaborasi itu akan menjadi jembatan untuk menyambungkan silaturrahim antarkomunitas literasi. Beberapa agenda kolaboratif bisa dilahirkan melalui forum atau pokja itu.***