Lahir di Samarinda tanggal 17 Januari 1960. Anak sulung dari enam bersaudara dari keluarga yang sangat sederhana. Orang tuanya adalah sumber semangat sepanjang hidupnya. Ayahnya, Dirdjo Santa (almarhum) asal Pemalang (Jawa Tengah) sedang ibunya bernama Hj Kasemi dari Banyuwangi (Jawa Timur).Sukardi termasuk seniman produktif . Selain menulis puisi, cerpen, naskah drama, esai dan karya sastra lainnya, ia juga sering diminta membacakan puisinya diberbagai kesempatan dan panggung sastra diberbagai acara. Juga sering diminta menjadi dewan juri lomba baca puisi atau kesenian lainnya.
Sukardi mengeluti dan memperdalam dunia sastra secara autodidak. Hal itu dilakukan sejak tahun 1977 dan baru tahun 1981 berani mempublikasikan karyanya di media masa, antara lain Mimbar Masyarakat, Sampe, Suara Kaltim, Pesut, Garda Rakyat, Kutai Baru, Kaltim Post, Post Kota, Banjarmasin Post, Lampung Post, Bali Post, Karya Bakti Mataram, Anita Cemerlang, Melati, Mutiara, Simponi, Santana, Rakyat Merdeka, Berita Yudha, Angkatan Bersenjata, Media Indonesia, Republika, Sinar Harapan serta buletin sastra yang tersebar di Nusantara.
Dia telah menghimpun karyanya dalam sejumlah buku antologi puisi, antara lain Diam (1983, Ikatan Pencinta Satra Kabupaten Kutai), Tongkat (1984, Ikatan Pencinta Sastra Kabupaten Kutai), Boom - antologi bersama Pipit Sukarno (1984, IPS Tenggarong), Hudoq 2000 (1985, Ikatan Pencinta Sastra Kabupaten Kutai), Menepis Ombak Menyusuri Sungai Mahakam - antologi puisi bersama sembilan penyair Kabupaten Kutai (1999, Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Kutai), Secuil Bulan Di Atas Mahakam-antologi puisi bersama penyair Kaltim (1999, DKD Kaltim), Seteguk Mahakam - antologi puisi Penyair Tenggarong (2006, Penerbit Matahari Jogyakarta), Ada Gelisah Di Pertemuan Waktu - antologi cerpen (2011, Penerbit Araska Jogyakarta), Lelaki Itu - antologi puisi (Penerbit Araska Jogyakarta), dan Jejak Rindu - antologi puisi (2019, Penerbit Araska Jogyakarta).
Karyanya juga termuat dalam beberapa buku, antara lain Maaf dan Penyesalan (antologi puisi 2005 ), Ikhtisar Sastra Indonesia Di Kalimantan Timur (Apresiasi, 2009), Ensiklopedia Sastra Kalimantan Timur (Apresiasi, 2009), Biografi Pengarang Kalimantan Timur (Biografi, 2009), Perjalanan Puisi Kalimantan Timur dari orde Lama hingga Kontemporer (Apresiasi, 2010), Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia (Apresiasi, 2011), Kalimantan dalam Prosa Indonesia (Apresiasi, 2011), Kalimantan dalam Puisi Indonesia (Apresiasi, 2011), Budi Pekerti Dalam Cerita Pendek Di Kalimantan Timur (Apresiasi, 2013), dan tercatat dalam buku : Apa Dan Siapa ; Penyair Indonesia (Yayasan HPI, 2017).
Dia beberapa kali menjuari lomba cipta puisi sejak 1982. Puisinya berjudul Kotaku (1982) terbaik I Lomba Cipta Puisi se-Kaltim dalam rangka Hari Lingkungan Hidup, puisi Tak Terlupakan (1983) terbaik I Lomba Cipta Puisi se-Kaltim dalam rangka Hari Pahlawan, puisi Luka Tanah Kelahiran (1985 ) terbaik I Lomba Cipta Puisi se-Kaltim dalam Pesta Budaya Lustrum V Universitas Mulawarman, puisi Wajah Negeri Penuh Luka (2005) terbaik III Lomba Cipta Puisi Indonesia yang diselenggarakan Pusat Bahasa Depdiknas . Selain itu, cerpennya berjudul Renungan Terakhir (1984) terbaik I se-Kaltim dalam Lomba Penulisan Cerpen dalam Pesta Budaya Kabupaten Kutai, dan naskah dramanya Sebuah Amanat (1991) terbaik I se-Kaltim, sekaligus dia terpilih sebagai Sutradara terbaik bersama Teater Swara Siswa SMK-YPK Tenggarong mewakili Kaltim dalam Festival Pertunjukan Rakyat di Jakarta.
Sukardi sering menghadiri undangan dan pertemuan sastra berskala daerah maupun nasional. Hampir seluruh kota di Indonesia sudah ia kunjungi, termasuk negara Asia dan Eropa. Namun yang paling berkesan ketika kali pertama melihat dan mencium ka'bah di Mesjidil Haram Makkah Al Mukarrahmah pada tahun 2005.
Dia juga merupakan pendiri Pondok Sastra Prajurit Puisi Kabupaten Kutai, Pembina sastra diberbagai Kelompok Teater di Tenggarong, Sekretaris HISTAS (Himpunan Seniman Teater dan Sinetron) Kabupaten Kutai Kartanegara, bergabung dan koordinator wilayah Kaltim dengan HP3N (Himpunan Pengarang, Penulis dan Penyair Nusantara), Koordinator Seksi Sastra LPKK (Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai), Ketua Bidang Sastra DKD (Dewan Kesenian Daerah) Kutai kartanegara, Pendiri Teater Swara Siswa Kabupaten Kutai Kartanegara serta seabrek organisasi kesenian lainnya.