Puisi

title

Perjalanan Sang Pencari Surga


Penulis: Sukardi Wahyudi | Posting: 04 September 2021


Kita so sudah kasih pantai

basah merekah mewah menyambut senja merah

merekam ringkik tawa, menghimpun semua bunyi

gelegar musik terus mengibaskan senyum wangi malam

yang nakal menawarkan kenikmatan

genit kehangatan.


Kita so sudah kasih bubur

hidangan para dewa yang datang di bumi nyiur melambai

untuk membagi berkah serta menyusuri sejarah

dimana sang Tuanku Imam Bonjol terbaring di atas bukit sepi

menyendiri,

tak ada deru gemuruh kaki kuda juga denting kelewang dan pedang

terasing dari glamour dan keangkuhan kota, sederhana yang papa

hanya tersirami air mata doa para penziarah.


Kita so sudah kasih Bunaken

lukisan alam di dasar bumi membuat bangga dada garuda

yang dijaga para dayang serta ribuan jaring nelayan

menghidangkan ikan bakar kelapa muda paha dan dada

menghirup udara yang tak perawan dari teluk muara

mengirim apungan sampah untuk sang jelita

semua jadi lupa kalau itu cagar dunia.

Kita so sudah kasih cinta

untuk aku

yang mengembara mengharap surgaNya.


Manado, 13102011

------------------------------------------------


Kota Judi


Siang bertemu malam

dan

hanya ada satu kata

untuk mengalahkan waktu yang tersisa

menunda kaya raya.


Macau, 01062011

---------------------------------------------


Tahajud di Negeri Orang


Di sepertiga mimpiku

aku terjaga oleh dingin yang membeku

musim gugur November minggu kedua

aku diajak langkahku

ke kota mungil diam dalam keangkuhan

air wudhu masuk ke tulang sumsum rindu

meraba cinta yang membara

sepi yang sejuk membelai mesra kekasih hati

padahal aku

tak tahu meletakkan wajah ke arah kiblat

dalam tepakur yang khusuk

tubuh menggigil tanda doa telah terjawab.


Brussel, 15112015

---------------------------------------------


Red Light Secrets


Sepanjang kanan kiri kanal ini

tak ada musim bagi sang penziarahnya

memasang mata kilat mengasah rasa

menumpahkan hasrat sesaat pada estalase berkaca

hai perempuan berbagai warna

perempuan-perempuan malang

menarilah di atas renyah tawa sambil menawarkan birahi

“aku bukan perempuan jalang,

aku hanya perempuan sial tanpa uang dan pengakuan “

teriak si pirang

sambil membuka dada paha dan semua benang di badannya

karena waktu menunjukkan pukul tiga malam.


Dingin musin gugur

dingin yang dihimpit beku alam

museum mengajak petualang menutup tirai lampu temaram

dan ini

tanda silang yang punya Iman.


Amsterdam, 13112015


---------------------------------------------

SUKARDI WAHYUDI. Lahir di Samarinda tanggal 17 Januari 1960. Sukardi mengeluti dan memperdalam dunia sastra secara autodidak. Hal itu dilakukan sejak tahun 1977 dan baru tahun 1981 berani mempublikasikan karyanya di media masa baik daerah maupun nasional, antara lain Mimbar Masyarakat, Sampe, Suara Kaltim, Pesut, Garda Rakyat, Kutai Baru, Kaltim Post, Post Kota, Banjarmasin Post, Lampung Post, Bali Post, Karya Bakti Mataram, Anita Cemerlang, Melati, Mutiara, Simponi, Santana, Rakyat Merdeka, Berita Yudha, Angkatan Bersenjata, Media Indonesia, Republika, Sinar Harapan serta Buletin sastra yang tersebar di Nusantara.

Dia telah menghimpun karyanya dalam sejumlah buku antologi puisi, antara lain Diam (1983, Ikatan Pencinta Satra Kabupaten Kutai), Tongkat (1984, Ikatan Pencinta Sastra Kabupaten Kutai), Boom - antologi bersama Pipit Sukarno (1984, IPS Tenggarong), Hudoq 2000 (1985, Ikatan Pencinta Sastra Kabupaten Kutai), Menepis Ombak Menyusuri Sungai Mahakam - antologi puisi bersama sembilan penyair Kabupaten Kutai (1999, Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Kutai), Secuil Bulan Di Atas Mahakam-antologi puisi bersama penyair Kaltim (1999, DKD Kaltim), Seteguk Mahakam - antologi puisi Penyair Tenggarong (2006, Penerbit Matahari Jogyakarta), Ada Gelisah Di Pertemuan Waktu - antologi cerpen (2011, Penerbit Araska Jogyakarta), Lelaki Itu - antologi puisi (Penerbit Araska Jogyakarta), dan Jejak Rindu - antologi puisi (2019, Penerbit Araska Jogyakarta).

Karyanya juga termuat dalam beberapa buah buku antara lain Maaf dan Penyesalan (antologi puisi 2005 ), Ikhtisar Sastra Indonesia Di Kalimantan Timur (Apresiasi, 2009), Ensiklopedia Sastra Kalimantan Timur (Apresiasi, 2009), Biografi Pengarang Kalimantan Timur (Biografi, 2009), Perjalanan Puisi Kalimantan Timur dari orde Lama hingga Kontemporer (Apresiasi, 2010), Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia (Apresiasi, 2011), Kalimantan dalam Prosa Indonesia (Apresiasi, 2011), Kalimantan dalam Puisi Indonesia (Apresiasi, 2011), Budi Pekerti Dalam Cerita Pendek Di Kalimantan Timur (Apresiasi, 2013), dan tercatat dalam buku : Apa Dan Siapa ; Penyair Indonesia (Yayasan HPI, 2017).


Photo by Triptrus.com

Share:
Puisi Lainnya