Komunitas TerAksara Samarinda, dikomando oleh Endry Sulistyo, menjamu rombongan karyawan sastra dan penulis dari Sabah yang tergabung dalam Ikatan Penulis Sabah (IPS). Rombongan IPS melakukan lawatan "Kembara Sastra" ke Tarakan, Balikpapan, Samarinda, dan Nunukan. Mereka singgah di Samarinda pada Rabu, 31 Mei 2023 dengan bertandang ke Museum Samarinda dan Masjid Islamic Center, dilanjutkan menyusuri sungai mahakam menggunakan kapal wisata sebelum malam harinya bertemu dengan para penulis dan pegiat seni Samarinda di Kafe Tcoo.. Saat berkunjung ke Musem Samarinda, rombongan IPS disambut langsung oleh Kepala Museum Samarinda, Ibu Ainun Jariah, M.Pd, Rombongan diajak berkeliling melihat koleksi museum dan beramah-tamah sambil disuguhi berbagai makanan khas Samarinda.
Pertemuan malam hari yang diinisiasi oleh TerAksara diberi tajuk "Muhibah Sastra Serumpun". Pada pertemuan itu rombongan disuguhi aneka jamuan seni, di antaranya pemutaran film pendek berjudul "Niqab" karya seneas muda Kalimantan Timur, Muhammad Al Fayed, pembacaan puisi dari beberapa pembaca puisi muda Samarinda, serta pentas musik-tari kolaborasi antara Komunitas Nawasena dengan Susilo. Acara pada malam tersebut turut dihadiri pula oleh sastrawan KalimantanTimur antara lain, Sukardi Wahyudi, Khalish Abniswarin, dan Agus Dwi Utomo. Beberapa penyair Sabah juga menyumbangkan puisi.
Sesi dialog dipandu oleh Endry Sulistyo dengan mengusung pemantik Haji Jalidar Abd. Rahim (wakil penulis Sabah) dan Amien Wangsitalaja (wakil penulis Kaltim). Kedua pemantik menceritakan sepintas kehidupan bersastra di tempat masing-masing dan Endry sebagai pemandu mengerucutkan pada pencarian kemungkinan kongsi atau kerjasama penulis lintasnegara satu pulau.
Satu pesan yang kemudian ditonjolkan oleh Haji Jalidar agar para penulis menghasilkan karya yang bisa menghantarkan penulisnya mengapatkan pahala. Amien Wangsitalaja sepakat dengan pesan tersebut dengan menegaskan janganlah penulis menghasilkan karya yang mendatangkan dosa atau karya yang bisa memicu kemaksiatan. Karya seni yang baik adalah karya yang mengandungi hikmah dan kebajikan.
Karyawan sastra dan penulis dari Sabah yang ikut rombongan, di antaranya adalah H. Jalidar Abd. Rahim, Abd. Naddin Shaidin, Hasyuda Abadi, Haji Norawi, Gazali Suhaili, Dr. Fuad., dan yang lainnya; tampak antusias dengan penyambutan yang diadakan oleh para penulis muda di Samarinda malam itu. Selepas sesi dialog pun mereka masih bersemangat untuk menyemarakkan pertemuan dengan membaca puisi.***