Puisi

title

Di Atas Pentas


Penulis: Syarifah Maryam Barakbah | Posting: 14 Juli 2021


pementasan di atas jalan hidup yang terentang panjang

orang-orang tiada telanjang jalang

sebab berlakon keakuan yang melahirkan dendam

hancurnya di ujung darah dan mati


sisa anggur membangkitkan birahi malam

lalu terdampar tubuh pucat

dan impian surga di kejauhan


lagu pesta ria takkan jadi sumbang

di seling sedu-sedan dan kolong jembatan dingin

di atasnya ada dara dan jaka rnerangkul cinta

dilalui sepasukan “bapak-bapak”

bergerak cepat ingin menjangkau cakrawala


di persimpangan bersujud permohon restu

dan jajahan hantu merah pembakar kota

“angin senjakala” menutup layar

Membuat segala kasih dan kisah berserakan

Menjadi tulang dan debu


1959

------------------------------------------------


Pisah

kubaitkan untuk anakanda S Lukman Barakbah


kawan!

mari kita buat pisah ini bagi pertemuan di embun pagi

dan bawalah kuncup hari yang masih tunas

kelam tekun sekali lagi

seikat doa yang diresapkan bersama asap di pedupaan

jalan ini masih terlalu panjang buat sorakan

kemenangan

atau sebarkan tawa ria pada pertengahan pendakian

ke bukit cinta

di mana napas angin malam kadang menghempas

ke karang tandus


kawan!

kita harus kembali ke detik-detik

harap ibu dan bapak

dan wajah-wajah baru dan kepadatan hati yang membaja

bersama embun di rekah pagi


Penyair 1955-1959

Tri Bakti Wanita, edisi 6/1961


------------------------------------------------

SYARIFAH MARYAM BARAKBAH. Dilahirkan di Kota Baru, Pulau Laut, Kalimantan Selatan 1926 dan meninggal tanggal 11 Juni 2000 pada usia 74 tahun. Ia merupakan penyair perempuan yang cukup produktif. Sebagian besar sajaknya dibacakan di corong RRI Samarinda bersama HM Andin Katung, Herman Syukur, Hamdy AK, dan Awang Shabriansyah. Pada masanya, ia juga aktif menjadi juri untuk lomba deklamasi. Sajak-sajaknya sering dijadikan puisi wajib untuk lomba deklamasi di Samarinda. Sampai hari tuanya ia masih menulis puisi pesanan yang khusus dibacakan untuk acara-acara tertentu.

Share:
Puisi Lainnya