Puisi

title

Kota


Penulis: Korrie Layun Rampan | Posting: 11 Juni 2021


Kotaku di sini

Gemuruh yang sunyi

Belantara kembara

ke dasar sukma

ke dalam


Kotaku di sini

Bermatahari berbulan

Di bendulnya aku berdiri

Mengaca diri kehidupan

ke lubuk-Mu dalam


Kotaku di gemuruh dada

Di ujung sukma

Megah

Api nur di sana

Baqa

Kotaku, kota kita

Kota umat

Ke mana suatu kali nanti kita berangkat


1973

------------------------------------------------


Dari A ke Z


Lengan-lengan yang capai

Suara gaib itu

Pohon-pohon kadasai

Berjajar membisiki waktu


Ujung cakrawala

Daun violet sayap rama-rama

Sepotong bulan sabit

Mengintip celah-celah luka berdarah


Riap lalang dan kaki-kaki kerbau

Lumpur rawa dan suara serangga

Gigir bukit yang sunyi

Menanti teka-teki


1973

------------------------------------------------


Mahakam


Senja pun membenam dalam tragedi

Abad ini

jalan ini semakin sunyi

Tapi kita tak sampai-sampai juga


Angin dari relung itu

Semakin runcing

Dan menciptakan garis ungu


Haruskah ke arah lain jalan pantai

kita kawinkan sepi

Antara dua badai?!


Tualang panjang ini

Semakin jauh semakin lengang

Langkah pun lelah menapak juang


Lalu kelepak yang menjauh

Longsong itu

Tanggalan pun jatuh


Tinggallah gerimis renyai

Dan bait-bait sunyi

Ketika jam pun sampai

Menunjuk-nunjuk tempat sepi


1974

------------------------------------------------


Pintu


Pintu biru diketuk dari luar

Siapakah yang berdiri di situ

Dengan suara yang lirih samar


Kujenguk dari jendela bersama angin gemetar

Hanya sebuah kenangan yang luka

Bernyanyi, bernyanyi ke ujung apar


1973 

------------------------------------------------


Letupan Bambu, Tambur Upacara


Letupan bambu, tambur upacara

Menyala di air

Kaki-kaki telanjang

Giring-giring

Malam menari

Bulan

 

Bulan di langit-langit

Lou

Seribu ancak

Lilin

Pisang dan ubi

Balai-balai permandian

Daun lenjuang

Getang

Tarian malam

Mengupas malam

 

“Yang sakit bawa ke sini

Yang muntah dan mandul

Yang pekung dan lepra

Bawa ke sini

Yang kehilangan …

Seribu satu penyakit badan dan jiwa!”

 

Tambur mengeras

Dalam malam keras,

“Segala penyakit pergi

Encok, koreng gatal

Lumpuh dan penyakit mata

Jantung demam kura

Pergi semua

Ke hutan-hutan tak bertuan!”

 

Sepuluh penari

Sepuluh mangkuk lilin

Menari dalam gelap

 

Beras kuning

Terbang ke udara

Beras putih-hitam

Terbang ke udara

Sukma pulang ke sukma

 

Ancak piring upacara

Tambur leluhur

Lemang ketupat tumpi

Dibagi baki

Panggang ayam panggang babi

Salawat api

Yang merecik di dapur dupa

Akar wangi

Yang menutup serapah upacara

Balian mulut waktu,

“Pulang semua pulang

Yang tinggal punggawa

Penjaga badan jiwa!”

 

Malam mengucapkan tanah

“Hari! Hari!”


------------------------------------------------

KORRIE LAYUN RAMPAN. Lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953. Tahun 1971, ia melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Di kota ini ia bergabung dengan kelompok Persada Studi Klub (PSK) yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Tahun 1978 ia pindah dan bekerja di Jakarta. Tahun 1978-1980 ia menjadi editor Penerbit Cypress, tahun 1980-1982 editor Sinar Harapan, dan sejak 1982 editor/wartawan majalah Sarinah. Terakhir ia menjabat Redaktur Pelaksana (merangkap Direktur Keuangan) majalah tersebut. Ia berpengalaman menjadi guru, dosen, penyiar di RRI dan TVRI Studio Pusat, Jakarta dan di radio swasta. Ia pernah memenangkan sayembara penulisan novel, cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistik. Hingga kini ia telah menulis sekitar 300 judul buku sastra meliputi novel, kumpulan cerpen, kumpulan esai, kritik sastra dan puisi. Menuli buku cerita anak-anak sekitar 100 judul, berikut sekitar 100 judul terjemahan cerita anak-anak. Ia juga menulis cerita remaja dan menerjemahkan karya sastra dunia dari sastrawan Leo Tolstoy, Guy de Maupassant, Luigi Pirandello, Anton Chekov, Knut Hamsun, Alexander Pushkin, dan lain-lain. Novelnya Upacara dan Api Awan Asap memenangkan Sayembara Penulisan Roman Dewan Kesenian Jakarta tahun 1976 dan 1998. Novel-novel lain yang ditulisnya adalah Bunga, Lingkaran Kabut, Wanita di Jantung Jakarta, Perawan, dan Matahari. Tahun 2006 mendapat hadiah seni dalam bidang sastra dari Pemerintah RI atas dedikasi dan perjuangannya di dunia sastra selama lebih 30 tahun. Sampai tahun 2011 ia telah mendapat 15 hadiah sastra secara nasional.

-------------------------------------------

Photo by Erik Mclean/Unsplash

Share:
Puisi Lainnya