Puisi

title

Salju


Penulis: H. Hadi Mulyadi S.Si., M.Si | Posting: 10 Agustus 2021


Nasihat itu seperti salju

Semakin lembut ia jatuh

semakin lama ia bertahan

Semakin dalam ia menyelam

semakin merasuk ia ke dalam pikiran

Semakin putih ia kelihatan

semakin jelas pesan yang disampaikan


Samarinda,16 Maret 2010

-----------------------------------------------


Cermin


Cermin itu tidak pernah berdusta

dia beritahu aku apa adanya

Cermin itu tidak pernah berbohong

justru sering kali dia menolong

Kuraba cermin itu

dia tidak bersuara

Tapi dia ungkapkan apa adanya

Ketika cermin itu pecah

mulai kulihat ada masalah

Dia sudah tidak berkata sempurna

Ketika dia buram

yang nampak adalah kebohongan

Dia tak mampu lagi menolong

Sekarang aku tak peduli

Sudah tidak ada lagi cermin berarti

Aku harus jadi cermin diri sendiri


Garuda, Balikpapan - Jakarta, 10 April 2011

-----------------------------------------------


Rasul


Tak sanggup kubayangkan

andai Allah perkenankan

ku bertemu Rasul idaman

di surga yang nyaman

Tak kuat hati merindukan

Rasul tercinta yang dermawan

Nabi akhir zaman

tiada cacat dan kekurangan

Aku coba mengkhayal

apa rasa hidup bersama Rasul

Suka dan cita disamping beliau

Tapi mendadak aku tersentak

Apa dadaku cukup kuat

menyaksikan detik-detik terakhir

kehidupan Rasul

Dadaku mendadak jadi sesak

Andai saat kematian Rasul

Aku sedang disana bersama Abu Bakar dan Umar

Tiba-tiba tangisku memuncak

andai kudengar kumandang adzan

menyebut nama Muhammad SAW

di hari setelah kematian beliau

Oh… Nabi dan Rasul ku

Jadikan sesak dadaku ini

sebagai ungkapan cinta padamu

Agar kau berkenan di surga nanti

aku hidup bersamamu


Samarinda, 2 Maret 2011

-----------------------------------------------


Usamah


Namamu takkan pernah kulupakan

Kuambil dari seorang pahlawan

Kuberi engkau nama rupawan

agar besar jadi negarawan

Saat kupandang wajahmu

Di malam kau menangis tak henti

Kau beri aku wajah termanis saat itu

wajah gagah yang penuh arti

Esok pagi kau beri aku jawaban

Wajah manismu arti perpisahan

Kuantar engkau dengan kelembutan

di kuburan yang sudah dijanjikan


Garuda, Balikpapan – Jakarta, 10 April 2011 (In memoriam Alm. Usamah Saifurrahman)

-----------------------------------------------


Rumah Hampa


Aku telah datang ke rumahmu

untuk menjemput berita

Tentang bungamu

yang patah tertimpa tangga

Ternyata yang kudapat hanya

rumah hampa

tanpa jendela

tanpa bunga

tanpa suara


Akupun pulang bertanya-tanya

dengan rasa buta

dengan hati hampa

Mungkin lebih baik tanpa mata

agar tak lihat semua derita

di pelataran dunia

Tapi

Aku berusaha tertawa

dan aku sadar bahwa

hidup ini hanya sandiwara

yang akan berakhir segera


Samarinda, 17 Mei 2011


-----------------------------------------------

H. HADI MULYADI S.SI., M.SI. Lahir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada 9 Mei 1968. Beliau seorang politikus, pendakwah, dan pengajar. Pernah menjadi Ketua Komisi 1 DPRD Kaltim (2004 - 2009), Wakil Ketua DPRD Kaltim (2009 - 2014), Wakil Ketua Komisi VII DPR RI (2014 -2018). Sekarang Hadi menjabat Wakil Gubernur Kalimantan Timur (2018 - 2023). Dia juga seorang pendidik. Memiliki latar belakang pendidikan matematika murni di Universitas Hasanuddin, jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sudah menjadi tenaga pengajar sejak usia muda di berbagai tempat, yaitu pengajar di Bimbel Al-Kalam Ujung Padang (1993 - 1994), pengajar di Pondok Pesantren Darul Aman Ujung Pandang (1993 - 1995), pengajar di SMA Muhammadiyah Samarinda (1997 - 2000), dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda (1997 - 2004), dosen Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STIMIK) Widya Cipta Dharma Samarinda (2001 - 2004), dan lain sebagainya. Ia menyukai seni sejak di bangku sekolah dasar. Seperti melukis, menyanyi, bermain drum, dan menulis. Kegemarannya menulis puisi ditekuni sejak kuliah, dengan menulis puisi pertama yang berjudul “Aku adalah Aku” tahun 1988. Puisi-puisi yang terinspirasi dari renungannya, banyak menyiratkan pesan dan nasihat, serta mengungkapkan kerinduan. Sejumlah puisinya telah dipublikasikan dalam bentuk video musikalisasi puisi. Buku kumpulan puisinya berjudul “Cermin” diterbitkan Bank Indonesia Kalimantan Timur pada tahun 2021. 


Share:
Puisi Lainnya