Puisi

title

"Supermoon"


Penulis: Fitriani Um Salva | Posting: 09 Agustus 2021


rembulan menyala

penuh gairah:

pandang langit

pandang langit

ada rindu bertubi-tubi


rembulan menyala

penuh gairah:

cium tanah

cium tanah

sujud sampai bila-bila


daun-daun bernyanyi

lirih

dihembus angin


air di danau

tersenyum 


kulihat cahaya 

tak terbatas 

dalam diri




Asrama Santriwati


kutegap-tegapkan kaki

menutupi debar yang besar 

ingatan aib-aib berloncatan

minta khabar 

menyemuti tulang sendi


langkahku tak bisa senyap

malu aku dibuatnya 

semua mengintipku: 

khadijah, hafshah, aisyah, saudah,... 


aku kerdil

air di pelupuk menghalangi bacaan:

al-mar-aat al-shaa-li-haat



FITRIANI UM SALVA. Lahir di Samarinda pada 1989. Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda ini sejak remaja sudah melahirkan puisi-puisi beraura religius dan kerinduan yang menawan. Di antara puisi-puisinya dipublikasikan di harian Republika, Seputar Indonesia, Jurnal Nasional, Jawa Pos, Kaltim Post, dan Samarinda Pos. Penggerak Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) Samarinda dan anggota Jaring Penulis Kaltim (JPK). Beberapa kali menjadi juara lomba cipta dan baca puisi, baik tingkat lokal maupun nasional. Ia juga sering diundang membaca puisi di even-even sastra di Kalimantan Timur. Ia pernah mengikuti even peraduan pantun se-Asia Tenggara di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta (2008). Pernah mengikuti pertemuan sastra lintas negara Konvensi Penyair Dunia di Malaysia (2018). Menjadi peserta Muktamar Sastra di Pesantren Sukorejo, Jawa Timur (2019). Beberapa puisinya termuat dalam antologi bersama Kaos Hitam Cinta (Masyarakat Sastra Jakarta, 2009), Musibah Gempa Padang (eSastera Enterprise, Kuala Lumpur, 2009), Puisi Menolak Lupa (Obsesi Press, Purwokerto, 2010), Kalimantan Timur dalam Puisi Indonesia (Pustaka Spirit, Samarinda 2011), Kartini (KKK, Jakarta, 2012), Wangian Kembang (Konvensi Penyair Dunia, Malaysia, 2018), A Skyful of Rain (Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Banjarbaru, 2018). 


Photo by Ganapathy Kumar/unsplash

Share:
Puisi Lainnya