Puisi

title

Tepian Hidup


Penulis: Mansyah Usman | Posting: 05 Juli 2021

(C’est dans les grands dangers qu’on vait les grands couragers)


Sungguh cemburu

melihat bunga indah di tamanmu

mawar mengorak kelopak pecah

menatap tangkai menyusur jari duri

sekeping papan terpasang pula

“Dilarang Petik”


Aku hanya numpang lalu

meski angin kirim bau

tangan kasar usir raba paksa

selagi daya sekuasa daya

peduli amat takdir catat

angin kasih tahu, “gelombang?”

layar putih berkobar lepas


Kemarin dan hari ini aku main gila-gila

sebentar singgah sebagai kesasar

dan lari pula ke jalan besar

bikin orang tanya menanya

cerita-cerita fantasi angkat bahu


1949

------------------------------------------------


Awan Berarak


Gemuruh bergumpal; mengapas putih awan berarak

mengembara mengelana ke seluruh jagad

tengadah jiwa ditawan awan....

O, sejauh itu, awan rnerayap bergerak

menyutra tipis, memikat mengikat garat

menerbitkan puji ke hadirat Tuhan


Berarak-araklah kau awan, ke pantai Jawa

membawa rindu, cinta harapan

mencoba rasa nikmat merdeka

semoga puas, haus dahaga penderitaan


o, awan....

ke sana ke sana pulalah engkau mengawan

ke pantai Andalas, membawa pesan bingkisan

salam takzim dari Kalimantan

tanda berhasrat ingin hidup berdampingan


1948

Apa Kata Mereka tentang 3 yang Tidak Masuk Hitungan, 1975,

Samarinda: Budaya

------------------------------------------------


Sedia Diriku Berjihad


Demi malam sendu merindu

dijalin sutera dewangga alam

membubung tinggi cita hatiku

setelah menderita luka nan dalam


Alhamdulillah..

dengan derita daku mengenal cinta

dengan derita daku mengenal nusa

dan derita daku hendak merdeka

merdeka diri merdeka bangsa


Untuk dikau wahai kekasihku

sedia diriku berjihad kepadamu

sekalipun darahku yang kau pinta

untuk tinta yang menghiasi sejarahmu


------------------------------------------------

MANSYAH USMAN. Lahir di Samarinda, 27 Desember 1928, dan meninggal karena stroke di Samarinda pada 3 Februari 1998. SeteIah rnenyelesaikan pendidikan dasar dan Samarinda, ia meIanjutkan pendidikan dengan beasiswa dari Pemerintah Kota Samarinda di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. la menjalani profesi panjang sebagai PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur hingga menjabat Direktur Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur sejak 1965 hingga 1980. Setelah pensiun dari BPD, ia bekerja di Inspektorat Wilayah Provinsi Kalimantan Timur sampai 1984. Dalam bidang pendidikan, ia ikut mendirikan SMA Negeri 1 Samarinda, APDN Samarinda, dan Universitas Mulawarman, dan kemudian mengajar mata kuliah ekonomi di universitas itu. Tulisannya dipublikasi di koran Masyarakat Baru, - diantaranya dengan samaran M Faried - bersama rekan-rekannya, seperti D Adham, Suhana, Masran, Haji Amir, dan Iain-lain.


Photo by Alabaster Co/Unplash

Share:
Puisi Lainnya