Puisi

title

Untuk Ibuku


Penulis: Nathanael NB | Posting: 22 Juli 2021


Subuh satu September dua ribu

Aku terkenang ibu - bukan ibuku

Ibu anak cucu - ibu guru

Lulusan pertama sekolah guru


Ia Tunjung anak Bigung

Putri pertama buka selubung

Napak tilas terus berlangsung

Banyak putri sukses beruntung


Tak mampu kata kususun

Ungkapan sejarah lama tertimbun

Hari tanggal apalagi

Fakta lama coba kubantu


Kuingat anak cucu

Teladani tekad masa lalu

Bukan mudah melangkah maju

Tekad dan pengorbanan saling menyatu


Ingat itu anak cucu

Itu modal soko guru - patut ditiru

Silakan kalau mau

Tidak, penunggu pintu


Corat-coret, Nathanael NB, 2000-2001 (manuskrip)

------------------------------------------------


Kota Simpang


Linggang Bigung Kota Simpang

Banyak orang berlalu lalang

Para pedagang karyawan tambang

Para petani pergi dan pulang


Tiap hari di bundaran tugu

Sopir dan ojek parkir menunggu

Para langganan dan orang baru

Siap diantar ke segala penjuru


Kalau ada pendatang baru

Jangan takut kehilangan waktu

Ke arah mana anda tahu

Ojek dan sopir siap membantu


Anda lapar tak usah gusar

Warung ada di sekitar tugu

Mau makan ikan bakar

Hitung dulu uang di saku


Ikan dan ayam goreng

Sesuai selera para pengunjung

Selalu disiapkan tukang warung

Sayur asam tempe goring


Motor rusak tak usah gelisah

Bengkel ada di pasar Usra

Busi mati, ban pecah

Dapat diganti dengan segera


Ban pecah mau diganti

Di Pasar Usra di simpang barat

Dapat membeli dapat mengganti

Begitu selesai anda berangkat


Penjual bensin cukup banyak

Takut kehabisan cepat dibeli

Dari Bigung sampai Melak

Belum saatnya anda mengganti


Kalau anda perlu barang

Dua pasar tempat berdagang

Pasar Nala dan Pasar Usra

Semua keperluan serba ada


Ikan sayur setiap hari

Sepeda motor silih berganti

Menjajakan dagangan pantang jemu

Pedagang sayur penjaja jamu


Beginilah Kota Simpang

Banyak etnis hidup bersama

Walau berbeda suku agama

Hidup rukun, persatuan digalang


------------------------------------------------


Napak Tilas


Tahun 1949 yang bersejarah

Anak Bigung pindah sekolah

Long Iram Tering otak diasah

Samarinda Tenggarong jadi arah


Pendidikan guru menjadi alas

Banyak dididik tunas cerdas

Samarinda Tenggarong Banjarmasin

Bagai fondasi tiang ulin


Ternyata bingung memang untung

Putra putri kembali membawa rezeki

Tidak percuma ibu mengandung

Sekolah swasta negeri jati diri


Itulah putra putri bahari

Tidak segampang saat sekarang

Mau ilmu harus berjuang

Semua keperluan cari sendiri


1/9/2000


------------------------------------------------

NATHANAEL NB. Lahir di Linggang Bigung, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, 10 Juli 1936 dengan nama Iengkap Pendeta (Emr) Nathanael Nanang Bancir. Dia meninggal dunia di Linggang Bigung pada 4 Januari 2004 akibat penyakit maag dan luka lambung yang kronis. Selama hidup telah menulis puluhan karya, berupa kamus, puisi, prosa, dan naskah kebudayaan. Di antaranya Kamus Rentenukng-Indonesia 4000 Kata (2001), Secangkir Kopi, Ampelas, Menguak Tabir Isolasi, Coron g, Titian Pantun dan Syair, Lupa, Jungkir Balik Pantun dan Syair, Orang Dayak dan Hutan, Pelajaran Bahasa Rentenukng I-II, Suku Retenukng Sebelum Tahun 1949, Flora dan Fauna, Janda, Linggang Bigung “Kota Melati”, dan lain-lain.

Share:
Puisi Lainnya